Selasa, 08 September 2009

BETAPA BERHARGANYA SEDETIK WAKTU

Dalam Al Quran kita dapati bahwa Allah SWT banyak sekali bersumpah dengan waktu, bahkan ia telah bersumpah hamper dengan setiap penggalan waktu dalam kehidupan umat manusia. Lihat saja umpamanya: “ demi waktu fajar” (QS 89:1), “demi subuh apabila fajarnya sudah mulai menyingsing” (QS 81” 18), “demi waktu dhuha/matahari sepenggalahan naik” (QS 93: 1), “demi waktu siang apabila terang benderang” (QS 92: 2), “demi malam apabila menutupi cahaya siang” (QS 92: 1), dan bahkan Allah SWT telah bersumpah dengan masa secara keseluruhan tanpa batas (QS 103: 1).

Sumpah Allah SWT dalam setiap penggalan waktu tersebut bukanlah secara kebetulan, akan tetapi Allah SWT ingin mengatakan betapa berharganya setiap detik waktu yang dimiliki. Kesuksesan seseorang dalam hidup akan sangat terkait dengan pemanfaatan setiap detik waktu yang diberikan untuk beramal dan bekarya. Sebaliknya kerugian dan kemunduran akan selalu membayang bayangi siapa saja yang tidak menghargai waktu.

Semua kita punya jumlah waktu yang sama, tapi hasilnya bisa sangat jauh berbeda. Satu jam bagi orang sukses sama dengan satu jamnya orang-orang yang gagal yaitu enam puluh menit. Dan satu hari bagi Negara mau juga sama dengan satu hari bagi Negara miskin dan terkebelakang. Seekor Rusa jika terlambat satu detik saja maka ia akan pasti musnah diterkam singa yang selalu mengintainya. Maka satu detik yang kita miliki akan bisa merubah wajah kehidupan kita. Jika seseorang memiliki keunggulan dari orang lain meskipun hanya dengan hitungan detik maka ia pasti akan menjadi pilihan. Ya manusia pilihan.

Saya ingin memberikan sebuah ilustrasi dengan apa yang pernah diceritakan Allah dalam alquran. Ketika nabi Sulaiman ingin memindahkan singgasana Ratu Balqis ke hadapannya, beliau berkata: wahai para pembesar, siapakah diantara kalian yang sanggup membawa singgasana Balqis kepadaku sebelum mereka datang? Ketika itu ada dua alternatif tawaran. Yang pertama datang dari jin ‘Ifrit yang mengatakan bahwa dia sanggup melakukannya dalam waktu sekejap dan singgasana itu bisa sampai kehadapan beliau sebelum ia berdiri dari tempat duduknya. Sedangkan tawaran yang kedua datang dari seorang ‘alim yang mengaku sanggup membawanya dalam waktu yang lebih singkat dan cepat yaitu sebelum mata Sulaiman berkedip. Akhirnya pilihan nabi Sulaiman jatuh kepada seorang alim tersebut karena ia mampu berbuat dengan waktu yang lebih cepat meskipun perbedaannya hanya dalam hitungan detik.

Di sinilah pelajaran yang sanmgat berharga yang bisa kita tarik kesimpulannya bahwa semakin efisien kita memanfaatkan waktu maka keberhasilan akan semakin menghampiri kita. Hal ini berlaku di semua arena kehidupan seperti dunia pendidikan, politik, bisnis dan lain sebagainya, karena salah satu dari kunci kesuksesan yang sangat menentukan adalah pemanfaatan setiap detik waktu yang dimiliki.

Logika inilah sebetulnya yang ingin di tanamkan oleh Allah SWT kepada hambanya ketika ia bersumpah dengan setiap penggalan waktu dalam kehidupan. Dan kitapun bisa membuktikan hari ini bahwa mayoritas orang-orang besar dan sukses itu adalah mereka yang waktu beramal, beraktifitas dan berkaryanya di atas 15 jam dalam sehari semalam. Sedangkan orang-orang gagal dan miskin adalah mereka yang waktu beraktifitasnya rata-rata di bawah 8 jam dalam sehari. Maka Islam sebenarnya tidak pernah mencintai bermalas-malasan dan yang tidak menghargai waktu meskipun satu detik. Untuk memastikan hal itu saya ingin memetik sebuah ayat alquran” maka apabila kamu telah selesaidari satu urusan kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain. (QS 94: 7).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar